Minggu, 16 Agustus 2009

PASKIBRAKA , Kalian Siap?


Malam ini para pasukan pengibar bendera pusaka (PASKIBRAKA) mungkin sedang cemas menanti hari esok, yaitu hari puncak dimana meraka harus bertugas, mengemban amanat dari seluruh bangsa indonesia. Mengibarkan Sang "Merah Putih" Sampai pada puncak tiangnya. Hal ini pun pernah saya alami dulu ketika di beri kepercayaan menjadi seorang paskibraka kota cimahi. perasaan cemas akan keslahan yang akan terjadi ketika pengibaran sang saka pun muncul ketika malam pengukuhan, tapi perasaan bangga bisa dipercaya melaksanakan tugas tersebut mengalahkan rasa takut itu. dalam hati hanya ada dua kata yang sering saya ucapkan "Saya, Siap!". motivasi dari para pelatih membuat saya percaya diri dan merasa mampu untuk melaksanakan tugas besar tersebut. hal itu pun pasti sudah diucapkan oleh meraka para pakibraka tahun 2009. kesiapan meraka mengalahkan segalanya,,,!!!!

Gaya Belajar

GAYA BELAJAR

Apakah Anda pernah menyadari bagaimana gaya Anda ketika belajar sesuatu? Bersuarakah mulut Anda ketika sedang menghafal sesuatu? Seringkah Anda belajar sambil menulis-nulis di selembar kertas kosong? Atau Anda belajar/menghafal, cukup dengan membaca (sambil diam konsentrasi) saja?

Tiap orang punya gaya belajar masing-masing. Secara umum gaya belajar seseorang dapat dibedakan menjadi 3 kategori (dikutip dari sini)

  1. Auditory : orang yang termasuk dalam tipe ini mengandalkan indera pendengarannya saat belajar. Di sekolah misalnya, orang tipe auditory ini akan lebih mengerti pelajaran saat guru “cuap-cuap” mengajar di depan kelas. Orang bertipe auditory umumnya akan mengeluarkan suara ketika menghafal sesuatu. Dia butuh sesuatu yang didengarkan oleh indera pendengarannya bahkan ketika dia sedang belajar sendirian.
  2. Visual : orang dengan gaya belajar visual akan mengandalkan penglihatannya saat belajar. Gampangnya seperti ini = “tunjukkan pada saya dan saya akan mengerti”. Biasanya orang tipe ini senang belajar dengan membaca (diam), memperhatikan orang mengerjakan sesuatu (senang diberi contoh).
  3. Kinesthetic : tipe belajar ini menggunakan indera peraba, dengan merasakan sesuatu menggunakan indera peraba (tangan). Orang dengan tipe kinesthetic ini harus aktif mengerjakan sesuatu agar dapat mengerti, daripada sekadar duduk diam membaca atau duduk diam mendengarkan guru mengajar. Dengan tipe ini, orang butuh praktek ketika mempelajari sesuatu.

Biasanya tidak ada orang yang 100% berada dalam salah satu tipe itu. Biasanya orang memiliki lebih dari 1 tipe belajar, hanya memang satu tipelah yang paling dominan. Saya sendiri termasuk dalam tipe auditory dan kinesthetic. Dari mana saya bisa tahu apa tipe belajar saya?

Pertama, saat menghafal sesuatu (entah mengafal rumus atau sekadar menghafal nama orang ketika berkenalan) saya pasti akan bersuara. Kedua, saya sangat terganggu dengan suara-suara gaduh di sekitar saya ketika saya sedang mencoba berkonsentrasi. Ketiga, ketika saya belajar sesuatu saya senang mencorat-coret kertas, membuat sketsa, menulis/mengetik ringkasan. Keempat, saya lebih cepat belajar sesuatu ketika saya sudah memraktekkan (mencoba melakukan) sendiri apa yang sedang saya pelajari. Dua bukti pertama tadi membuktikan kalau saya termasuk orang dengan tipe auditory. Dua bukti terakhir meyakinkan saya kalau saya juga termasuk orang dengan tipe belajar kinesthetic. Di antara 2 tipe tadi, saya lebih dominan dalam tipe auditory.

1. Visual (belajar dengan cara melihat)

Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata / penglihatan ( visual ), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak / dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.


Ciri-ciri gaya belajar visual :

  1. Bicara agak cepat
  2. Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
  3. Tidak mudah terganggu oleh keributan
  4. Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
  5. Lebih suka membaca dari pada dibacakan
  6. Pembaca cepat dan tekun
  7. Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata
  8. Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
  9. Lebih suka musik dari pada seni
  10. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :

  1. Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
  2. Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
  3. Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
  4. Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
  5. Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.

2. Auditori (belajar dengan cara mendengar)

Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara, berbicara sedang2 saja. Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat pendengarannya ), untuk itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.


Ciri-ciri gaya belajar auditori :

  1. Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri
  2. Penampilan rapi
  3. Mudah terganggu oleh keributan
  4. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
  5. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
  6. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
  7. Biasanya ia pembicara yang fasih
  8. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
  9. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
  10. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
  11. Berbicara dalam irama yang terpola
  12. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara


Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :

  1. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.
  2. Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
  3. Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
  4. Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
  5. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.


3. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)

Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.


Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :

  1. Berbicara perlahan
  2. Penampilan rapi
  3. Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
  4. Belajar melalui memanipulasi dan praktek
  5. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
  6. Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
  7. Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
  8. Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
  9. Menyukai permainan yang menyibukkan
  10. Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu
  11. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:

  1. Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
  2. Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).
  3. Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
  4. Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
  5. Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.

Gaya Belajar Efektif

Setiap orang pasti mempunyai cara atau gaya belajar yang berbeda-beda. Banyak gaya yang bisa dipilih untuk belajar secara efektif, artikel berikut menjelaskan tujuh gaya belajar yang mungkin beberapa diantaranya bisa di terapkan pada anak didik kita :

1. Belajar dengan kata-kata.

Gaya ini bisa kita mulai dengan mengajak seorang teman yang senang bermain dengan bahasa, seperti bercerita dan membaca serta menulis. Gaya belajar ini sangat menyenangkan karena bisa membantu kita mengingat nama, tempat, tanggal, dan hal-hal lainya dengan cara mendengar kemudian menyebutkannya.

2. Belajar dengan pertanyaan.

Bagi sebagian orang, belajar makin efektif dan bermanfaat bila itu dilakukan dengan cara bermian dengan pertanyaan. Misalnya, kita memancing keinginan tahuan dengan berbagai pertanyaan. Setiap kali muncul jawaban, kejar dengan pertanyaan, hingga didapatkan hasil akhir atau kesimpulan.

3. Belajar dengan gambar.

Ada sebagian orang yang lebih suka belajar dengan membuat gambar, merancang, melihat gambar, slide, video atau film. Orang yang memiliki kegemaran ini, biasa memiliki kepekaan tertentu dalam menangkap gambar atau warna, peka dalam membuat perubahan, merangkai dan membaca kartu.

4. Belajar dengan musik.

Detak irama, nyanyian, dan mungkin memainkan salah satu instrumen musik, atau selalu mendengarkan musik. Ada banyak orang yang suka mengingat beragam informasi dengan cara mengingat notasi atau melodi musik. Ini yang disebut sebagai ritme hidup. Mereka berusaha mendapatkan informasi terbaru mengenai beragam hal dengan cara mengingat musik atau notasinya yang kemudian bisa membuatnya mencari informasi yang berkaitan dengan itu. Misalnya mendegarkan musik jazz, lalu tergeliik bagaimana lagu itu dibuat, siapa yang membuat, dimana, dan pada saat seperti apa lagu itu muncul. Informasi yang mengiringi lagu itu, bisa saja tak sebatas cerita tentang musik, tapi juga manusia, teknologi, dan situasi sosial politik pada kurun waktu tertentu.

5. Belajar dengan bergerak.

Gerak manusia, menyentuh sambil berbicara dan menggunakan tubuh untuk mengekspresikan gagasan adalah salah satu cara belajar yang menyenangkan. Mereka yang biasanya mudah memahami atau menyerap informasi dengan cara ini adalah kalangan penari, olahragawan. Jadi jika Anda termasuk kelompok yang aktif, tak salah mencoba belajar sambil tetap melakukan beragam aktivitas menyenangkan seperti menari atau berolahraga.

6. Belajar dengan bersosialisasi.

Bergabung dan membaur dengan orang lain adalah cara terbaik mendapat informasi dan belajar secara cepat. Dengan berkumpul, kita bisa menyerap berbagai informasi terbaru secara cepat dan mudah memahaminya. Dan biasanya, informasi yang didapat dengan cara ini, akan lebih lama terekam dalam ingatan.

7. Belajar dengan Kesendirian.

Ada sebagian orang yang gemar melakukan segala sesuatunya, termasuk belajar dengan menyepi. Untuk mereka yang seperti ini, biasanya suka tempat yang tenang dan ruang yang terjaga privasinya. Jika Anda termasuk yang seperti ini, maka memiliki kamar pribadi akan sangat membantu Anda bisa belajar secara mandiri.